Lengkuas
Alpinia galanga (L.) Willd.
|
Deskripsi umum
Lengkuas atau laos (Alpinia galanga) merupakan jenis tumbuhan
umbi-umbian yang bisa hidup di daerah dataran tinggi maupun dataran rendah.
Umumnya masyarakat memanfaatkannya sebagai campuran bumbu masak dan pengobatan
tradisional. Pemanfaatan lengkuas untuk masakan dengan cara mememarkan rimpang
kemudian dicelupkan begitu saja ke dalam campuran masakan, sedangkan untuk
pengobatan tradisional yang banyak digunakan adalah lengkuas merah Alpinia purpurata K
Schum.
Morfologi
Akar
Rimpang besar
dan tebal, berdaging, berbentuk silindris, diameter sekitar 2-4 cm, dan
bercabang-cabang. Bagian luar berwarna coklat agak kemerahan atau kuning
kehijauan pucat,mempunyai sisik-sisik berwarna putih atau kemerahan, keras
mengkilap, sedangkan bagian dalamnya berwarna putih. Daging rimpang yang sudah tua berserat kasar. Apabila dikeringkan, rimpang
berubah menjadi agak kehijauan, dan seratnya menjadi keras dan liat.
Batang
Batangnya tegak,
tersusun oleh pelepah-pelepah daun yang bersatu membentuk batang semu, berwarna
hijau agak keputih- putihan. Batang muda keluar sebagai tunas dari pangkal
batang tua.
Daun
Daun tunggal
berwarna hijau, bertangkai pendek tersusun berseling. Daun disebelah bawah dan
atas biasanya lebih kecil daripada yang di tengah. Bentuk daun lanset memanjang
dan ujungnya runcing, pangkal tumpul dengan tepi daun rata. Pertulangan daun
menyirip, panjang daun sekitar 20- 60 cm, dan lebarnya 4 - 15 cm. Pelepah daun kira-kira
15 - 30 cm, beralur dan berwarna hijau.
Bunga
merupakan bunga
majemuk berbentuk lonceng, berbau harum, berwarna putih kehijauan atau putih
kekuningan. Ukuran perbungaan lebih kurang 10-30 cm x 5-7 cm. Jumlah bunga di
bagian bawah tandan lebih banyak dari pada di bagian atas, panjang bibir bunga
2,5 cm, berwarna putih dengan garis miring warna merah muda pada tiap sisi.
Mahkota bunga yang masih kuncup, pada bagian ujungnya berwarna putih, sedangkan
pangkalnya berwarna hijau.
Buah
buahnya berupanya
buah buni, berbentuk bulat, keras. ketika muda berwarna hijau-kuning, setelah
tua berubah menjadi hitam kecoklatan, berdiameter ± 1 cm. Ada juga yang buahnya
berwarna merah.
Anatomi
Anatomi Kadar
minyak atsiri tidak kurang dari 0,5% v/b. Epidermis terdiri dari satu lapisan
kecil agak pipih. Dinding berwarna kuning kecoklatan, kutikula jelas. Korteks
parenkimatik, jaringan korteks bagian luar terdiri dari beberapa lapis sel
dengan dinding tipis berwarna kuning kecoklatan, jaringan korteks bagian dalm
terdiri dari sel parenkim besar, dinding sel tipis, tidak berwarna,
kadang-kadang bernoktah halus, berisi butir pati. Pada parekim tersebar
idioblas berisi minyak dan zat samak, berwarna coklat muda atau tua yang dengan
penambahan besi (III) klorida LP warna berubah menjadi kehitaman. Butir pati
tunggal, bentuk lonjong atau bulat telur, lamela tidak jelas, panjang butir 8
μm – 60 μm, umumnya 25 μm – 50 μm.
Endodermis
terdiri dari sel yang lebih kecil dari sel parenkim, dinding sel tipis, tidak
berisi pati. Berkas pembuluh kolateral, tersebar dalam parenkim, dikelilingi
serabut. Serabut kecil memanjang, dinding sel tebal, tidak berlignin, lebar
lumen 20 μm -40 μm, bernoktah. Xilem umumnya berupa pembuluh jala, pembuluh
noktah dan pembuluh tangga, lebar 20 μm – 60 μm, tidak berlignin. Floem sedikit
dan tidak jelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar